Inovasi 'Tak Sengaja' Dari Seorang Dutch




Berterimakasihlah pada alat yang ada di foto sebelah kanan ini. Dengan alat tersebut, kita bisa tahu kapan mesti segera mandi, kapan makan, kapan beribadah, kapan ke kampus, kapan ke kantor, dan kapan mesti segera ketemuan sama si pacar. Betul, ialah jam, si penunjuk waktu. Selalu setia dimanapun dalam menjawab pertanyaan kita, “Jam berapakah sekarang?” Kecuali kalau baterenya habis ya. Eh masih bisa lihat handphone sih ya, kan ada jam-nya juga. Nah kalau baterainya juga habis? Ya sudah tanya orang sebelah saja… :D

Repot memang kalau baterainya habis. Tapi jangan salah, kebetulan, jam yang ada di gambar di atas itu tidak pakai baterai untuk bergeraknya. Ia bergerak secara mekanik, dengan sistem yang dirancang dengan begitu apik dan berdasar pada hukum-hukum fisika, jam tersebut dapat bergerak tanpa memerlukan baterai. Jadi ingat, saya dulu pernah punya jam seperti ini, tapi ditaruh di mana ya.. *mulai mencari-cari*.


Adalah Christiaan Huygens (1629-1695) yang pertama kali mematenkan jam saku mekanik (seperti yang ada di gambar awal tulisan ini) pada tahun 1675. Huygens ini seorang Dutch (baca: berkebangsaan Belanda) yang menjadi ahli di berbagai bidang, mulai dari horologi (ilmu yang mempelajari tentang waktu), fisika, matematika, astronomi, sampai menjadi penulis sains-fiksi generasi awal!

Dari berbagai ilmu sains yang beliau geluti itu, tidak sedikit pula hasil kerjanya yang sangat berguna bagi masyarakat dunia sekarang. Beliau yang meyakinkan kita bahwa Planet Saturnus itu memiliki cincin. Beliau pula yang membantu kita sekarang untuk mengetahui besarnya gaya sentripetal dari suatu benda (yang terikat tali) yang berputar. Masih banyak lagi? Tentu saja. Salah satunya merupakan penemuan jam pendulum (bandul) yang menjadi cikal bakal jam analog yang kita gunakan saat ini.

Mengenai jam pendulum ini, memang Huygens tampak seperti ‘hanya meneruskan’ pekerjaan Galileo Galilei (sang ilmuwan terkenal dari Italia..tahu kaaan?) yang tertunda. Jam pendulum memanfaatkan gerak alami osilasi benda (gerak mengayun benda dalam periode tertentu). Dari prinsip-prinsip dasar tentang gerak pendulum dalam hasil pekerjaan Galileo, Huygens mempelajari gerak pendulum agar bisa tetap/konstan terhadap waktu. Ternyata gerak pendulum ini tidak konstan dalam keadaan sembarang seperti yang Galileo tulis. Huygens berhasil mengoreksi bahwa konstannya gerak ayunan pendulum terhadap waktu bergantung sudut ayunan yang diberikan, yaitu pada sudut-sudut kecil (3-5 derajat).

Jam temuan Huygens ini hanya memiliki error kurang dari 1 menit per hari, lalu diperbaiki lagi sampai bisa hanya menghasilkan error kurang dari 10 detik per hari. Sejak itu, untuk makin menigkatkan akurasi, Huygens akhirnya menambahkan per (pegas) rakitan dan roda keseimbangan yang sampai sekarang masih ditemui di jam tangan kita. Ingin melihat yang aslinya? Masih ada tersimpan baik di Museum Boerhaave, Leiden, Belanda tuh. Oh iya, padahal awalnya pendulum ini akan digunakan untuk menentukan posisi bujur sebagai alat navigasi pelayaran bukan bertujuan utama membuat terobosan pembuatan jam. Nice!


Jam tangan, jam dinding, jam meja, dan jam analog lainnya yang kita miliki sekarang (walau yang sudah pakai baterai) merupakan cicit-cicit dari jam pendulum ini. Bayangkan jika inovasi jam mekanik tidak kunjung tiba, mungkin kalau sekarang ingin tahu jam berapa kita masih pakai konsep sundial, mesti membawa tongkat ke mana-mana untuk ditancapkan ke tanah, lalu lihat arah bayangannya. Repot pasti. Apalagi masih harus bergantung sama sinar Matahari.

Hasil penemuan dan kerja Huygens bisa menjadi sangat inspiratif bagi siapa saja yang merasa suka mempelajari sains namun masih khawatir hanya akan berakhir di laboratorium saja. Atau.. yang khawatir tidak bisa mengembangkan ilmu sains dari teori-teori yang sudah ada. Hm.. Universitas Leiden, Belanda (tempat Huygens belajar) pada kenyataannya berhasil mendidik Huygens untuk tidak menjadi seperti itu.

Kalau begitu.... ikutan seperti Huygens belajar di Belanda yu aah… J


notes:
- gambar jam yang pertama, 'diculik' dari Wikipedia
- foto Huygens dan foto jam pendulum di Museum Boerhaave 'diculik' dari Flickr milik koopmanrob

Tulisan ini tampil juga di facebook Indri Ayu Lestari

18 comments:

  1. ini contoh orang yang berkontribusi mengubah dunia... kitapun bisa berkontribusi dari skala kecil, contohnya ya nulis di blog seperti ini

    ReplyDelete
  2. tes dariku, tau gak kenapa putaran jarum jam mekanik dibuat seperti itu (aturan tangan kiri buat searah jarum jam/clockwise)? ;)

    ReplyDelete
  3. @BioTachyonics
    wohoo... makasih kk! :) yuk kita semua kontribusi untuk duniaa!

    @pinah
    ehem ehem. jadi inget jawabanmu di fb.
    hm..jadi gini, sebelumnya kan penunjuk waktu yang dipakai itu si sundial (jam matahari) itu. Nah, bayangan yang ada di sundial itu kalau di belahan bumi utara bergerak ke arah kanan (kayak arah jarum jam sekarang) seiring dengan bergeraknya matahari dari terbit sampai tenggelamnya. jadinya begitu deh arah grak jarum jam mekaniknya... betul betul betul..? :D

    ReplyDelete
  4. aku baru tau ternyata yang bikin jam spt itu orang belanda... dan ternyata 'meneruskan' pekerjaan galileo..

    apa bener tuh Huygens memang bener2 melihat pekerjaannya Galileo dan meneruskannya? apa cuma kalah di waktu aja?

    ReplyDelete
  5. heee...nice blog...tp kok ga ada backgroundnya?jadi asa kosong...artikelnya juga bgs...ad kontribusi dr gw ga di artikelnya? :P

    ReplyDelete
  6. Jadi, awalnya Galileo sudah punya konsep jam pendulum ini, bahkan sampai sudah membuat sketsanya. Galileo sudah mempelajari gerakan pendulum ini sejak tahun 1582 (nah kan Huygens nya aja belom lahir.. :D). Sayangnya Galileo keburu wafat tahun 1642, sebelum sempat menyelesaikan pekerjaannya ini.. :(

    ReplyDelete
  7. @Comed
    makasih komennya!! wahaa..iya nih gak pake background maksudnya biar simple. Tapi asa sepi yah? Yuadah ntar cari theme yang lucu deh, yang pink kalo ada.. kyaa..kyaaa.. :P
    Kontribusi dari lu di artikel ini? Jelas ada.. Dirimu bantuin si saya menerjemahkan kata-kata dan meyakinkan konsep-konsep yang awalnya diriku ragukan. :) Thanks so much bro!

    ReplyDelete
  8. bagus blognya, ada background musicnya lagi,hehe
    good luck ya :)

    ReplyDelete
  9. @simple-learning
    wihihii.. terima kasih atas kunjungannya kk! tadi juga udah main-main ke blognya lucu, cerah, biru.. :)
    sama-sama, good luck juga! :)

    ReplyDelete
  10. inday, mau ih jam ilmuwan kaya gitu (edan bahasa urang kampring pisan)

    kalo kata gua, dibanding berterima kasih pada jam, lebih baik berterima kasih pada matahari.. dan lebih baik lagi berterima kasih pada Aloh.

    hahaha... ngemeng naon sih urang..

    ReplyDelete
  11. eh cuy musti diaproup dulu yak? dua kali deh muja muji :D. makan2 ya nanti ;P

    ReplyDelete
  12. wew. kebayang jam pertama bikinan huygen ini besarnya berapa. dan kalau jam ini dipakai untuk wahana huygen, berapa berat wahananya. waw deh :D

    ;)

    ReplyDelete
  13. @Rime
    hooh. benul sekali. bersyukurlah kepada Allah, yang udah kasi kite-kite otak biar pade pinter. iye kaga? heuheuheu.. :D

    @anton
    jamnya kayaknya seperti jam di rumah eyang eyang jaman dulu gituuh.. gede yak. tapi ya kalo jam sakunya mah kecil ateuh. wahananya? wahana ke Titan? gede itu mah. :D
    Makan-makan dalam rangka naon pula ini teeeeh? :))

    ReplyDelete
  14. pertama kali diciptakan belanda, tapi kenapa ya Swiss yang lebih populer??? *nice article

    ReplyDelete
  15. @Fajrin
    iya fajrin, sepertinya karena memang awalnya gak menyengaja bikin jam, tapi malah dapet deh jam mekanik tanpa baterai. Belanda tidak kemudian memfokuskan produksi di situ. nah selanjutnya kalo di swiss itu kan memang ada perusahaan di bidang tersebut.. (misalnya Swatch yak.. :D) jadi terus maju dan berkembang.

    hm..jadi contoh buat negara kita juga mungkin, kalo ingin maju dan terkenal, gak mesti selalu menjadi yang pertama. gimana? :)

    ReplyDelete
  16. baru tau kalo ini dari belanda. kirain dari swiss, secara swiss paling terkenal buat jam...

    ReplyDelete
  17. wahaaa.. langsung dikunjungi sama DJTEKNIKA.. kyaa kyaa.. :D

    iya, ternyata awal idenya emang dari om Huygens yang notabene seorang Belandaa.. :D

    salam kenal yaa! :)

    ReplyDelete

Sok atuh kasih komentar dulu sama curhatan si gue inih....