Tanpa Infus, Ambil Pocari Sweat!

Sejak Jumat, 22 April 2011 pagi, aku mulai ngerasa sakit perut terus-terusan. Bahkan, seingatku aku terbangun karena rasa sakit perut itu. Mencoba untuk tidur lagi namun tetap nggak nyaman. Singkat cerita, hari itu aku menyadari bahwa aku kena diare.

Kebetulan hari itu tanggal merah, jadi aku nggak mesti bolos kerja. Sorenya aku laporan sama Mama bahwa aku udah berkali-kali bolak balik ke WC. Dikasihlah obat buat diare. Sampe akhirnya sore hari aku merasa pusing entah kenapa. Asalnya aku pikir karena kesel laptop nge-lag dan internet sinyalnya lemah banget jadi pusing. Ya udah aku coba bawa tidur. Bangun-bangun hari udah gelap, rasa pusing masih ada sedikit, tapi leher koq rasanya meningkat ya suhunya? Mama lalu bawa thermometer dan terukur temperaturku 38.5 derajat Celsius. Maaak.. demam juga nih eike. Nggak sampai disitu, diareku pun belum juga berhenti.

Sabtu, esoknya, aku masih diare. Aku minum makin banyak biar gak dehidrasi. Plus minta dibeliin Pocari Sweat. Baru keingetan beli Pocari Sweat waktu baca tweet temen yang nyebutin Pocari Sweat lagi ngadain kuis seputar sejarah Pocari Sweat (well, gitu deh gue, sakit-sakit tetep cek timeline twitter :p). Kuisnya nggak main-main, hadiahnya ada iPod, BlackBerry, bahkan iPad buat kompetisi blognya. Haduh, jadi pengen ikutan (sambil memandang botol Pocari Sweat yang berdiri manis di belakang laptop, menerawang). Jadi pengen lihat film tentang Sejarah Pocari Sweat yang kata twitter resminya Pocari Sweat bakal diputer di TV-TV lokal di Indonesia. Nah di Bandung di mana dan kapan ya? 

Karena bosen diem di kamar mulu, akhirnya beranjaklah ke ruang tengah. Waktu itu Aiy lagi ada jenguk aku, tapi terus jam 11 dia cabut. Sendirian deh, ditemani sebotol Pocari Sweat 2 liter, kunyalain TV...dan ternyata di Global TV diputer film sejarah Pocari Sweat yang pengen aku tonton itu! Kyaaa.. Aku tahu nggak ada yang kebetulan di dunia ini. Aku pun tahu bahwa harapanku untuk bisa nonton film sejarah Pocari Sweat dikabulkan oleh Allah SWT, sodara-sodara! :D

Filmnya berupa drama dokumenter, yang ternyata menggunakan dubbing bahasa Indonesia. Serasa nonton Ksatria Baja Hitam :). Seingatku saat itu filmnya tidak diselingi iklan, aku terus-terusan berharap dalam hati semoga nggak tiba-tiba sakit perut karena aku nggak mau terlewat satu pun adegan dari film dokumenter ini. Filmnya seru dan inspiratif. Apalagi karena tahu bahwa karena salah satu ilmuwan ahli di Otsuka Pharmaceutical ini pernah kena diare di Meksiko dan nggak ada infus, jadinya terinspirasi munculnya Pocari Sweat ini, minuman kesehatan yang bisa menggantikan cairan yang hilang dari tubuh kita karena komposisinya yang mirip dengan cairan tubuh. Pas banget aku lagi diare gini. Berkali-kali senyum sendiri dan geleng-geleng kepala melihat kegigihan Otsuka Pharmaceutical untuk bisa menjadikan Pocari Sweat setenar sekarang ini. Biar makin menjiwai, sesekali aku meneguk Pocari Sweat dari botol yang nggak lepas dari genggamanku selama film dokumenter berlangsung. Perjalanannmu ternyata nggak langsung mulus, dear Pocari Sweat!

Film beres, kembali ke laptop. Buka Twitter. Berasa mendapat banyak pengetahuan baru setelah nonton film drama dokumenter sejarah Pocari Sweat, maka akupun nge-tweet beberapa statement tentang fakta-fakta sejarah Pocari Sweat. Mencoba juga ikut kuisnya di http:/bit.ly/SejarahPocari1 (sampai 5) walau tahu sebeneranya udah telat buat ikutan :p Tapi ya siapa tahu yaaaa...coba ajaaa... Jujur, rasa semangat mau mencoba ini juga terinspirasi dari film drama dokumenter sejarah Pocari Sweat itu.

Eits, bukan berarti sakitku langsung sembuh ya. Malam Minggu makin parah, sejak jam 1 dini hari, aku terbangun tiap jam hanya untuk ke WC. Lemeeeees, sumpah. Akhirnya hari Minggu Mama kasih obat pamungkas titipan temen Papa. Takjub, aku nggak ke WC lagi seharian itu. Tapi tiba-tiba jam 2 dini hari (Senin) aku dilanda sakit perut hebat. Sampai pagi. Akhirnya ke dokter hari Senin pagi dan dikatakan maag aku yang bermasalah sampai pencernaan terganggu, serta sudah nggak bisa diobati via oral. Aku pun katanya nggak boleh minum ‘obat pamungkas’ itu, karena obat itu menghentikan diare tapi tidak membiarkan bakteri-bakterinya tebuang dulu. Aku mesti diinfus alias dirawat di rumah sakit. Nooo.. nggak mau. Aku janji sama dokter untuk minum lebih banyak dan aku kepikiran untuk beli lagi Pocari Sweat, karena kan awalnya Pocari Sweat ini juga terinspirasi dari cairan infus siap minum. Akhirnya dokter membolehkan, tapi aku disuntik dulu buat obat maagnya. Aaww..

Alhamdulillah, hari Rabu berhenti diarenya. Naah..kali ini malah mual. Ke dokter lagi deh hari Kamis. Katanya maagnya sekarang mesti diobatin bener-bener. Hari Jumat aku sempet di-‘pijat alternatif’ sama tetangga. Ternyata memang maag aku sakit, katanya makan pisang kapok saba bagus untuk maag. Hari Minggu aku mulai merasa baikan. Sambil refreshing, aku ajak Papa dan Mama nonton video film dokomenter sejarah Pocari Sweat yang ternyata bisa di-download di YouTube (makasih banyak Aiy sudah download-in buat akuuu…). Khidmat sekali mereka menonton. Apa komentarnya setelah selesai nonton?

Papa: “Hebat orang Jepang itu ya, nggak tanggung-tanggung untuk marketing, nggak takut rugi. Membiarkan pembagian gratis dalam jumlah tak terbatas. Tapi emang benar kata yang di video itu, pertama coba Papa ngerasa aneh sama rasanya, sekarang-sekarang malah pengen.”

Terbukti, kata-kata Akihiko Otsuka, the director, bahwa khasiat Pocari Sweat baru terasa setelah diminum berulang-ulang! Papa mengakuinya. Uhuy!

Mama: “Sekarang Pocari Sweat ini sudah ada di mm..eh, 16 negara kan ya? Hebat. Gigih dan pintar. Iya sih dulu Mama sama Papa suka kepikiran, kalau saja ada infus yang bisa langsung minum kayaknya enak. Tapi ya udah, orang kita sebatas itu, belum kepikiran untuk mewujudkannya kayak Akihiko Otsuka ini. Hebat.”

Mama langsung hafal dong ada di berapa negarakah Pocari Sweat ini tersebar. Filmnya memang nggak bikin bete sih. Sangat menarik. Bikin makin kagum dan nge-fans sama Pocari Sweat ini.

Baru tahu aku bahwa untuk uji coba bikin minuman kesehatan itu nggak gampang, makan waktu bertahun-tahun. Bahkan Pocari Sweat ini sampai 1000 kali percobaan! Udah gitu rasanya dicaci maki, trus kepala tim marketing ikutan menawarkan Pocari Sweat dari satu toko ke toko lain (beneraaaan…), sampai perusahaan mengalami rugi 400M. Tapi, standing ovation buat Akihiko Otsuka, beliau tetap yakin bahwa Pocari Sweat yang merupakan minuman kesehatan yang selalu terasa enak di tenggorokan ini adalah produk hebat, maka dia nggak nyerah memasarkannya. Nah terus bagaimana akhirnya Pocari Sweat ini digemari masyarakat? Ah nggak seru ah kalau diceritain. Sense perjuangannya kurang tervisualisasi ;). Ini silakan nonton langsung deh biar mengalami sendiri serunya film itu yaaa. Singkat koq, tapi dijamin padat makna yang terkandungnya.



Senin pagi, masih lemas. Izin lagi deh nggak kerja. Oleh Aiy dibeliin Pocari Sweat botol ke-3. Thanks, darl. Rabu, aku mencoba masuk kerja. Ternyata masih lemes, Cuma kuat samapi jam 10 pagi. Hmmh.. Kamis konsul lagi ke dokter, katanya aku memang belum pulih, masih dehidrasi, dan nggak boleh kerja dulu. Mama langsung bilang ke dokter, “Beli Pocari Sweat lagi ya, Dok?” Dokter mengiyakan tapi harus Pocari Sweat yang sachet, nggak boleh yang botol. Hee..emang apa bedanya?
Cuma ada 2 botol gede, satu botol udah kebuang. Kalau yang di kaleng itu dibawain sama tante yang jenguk. Oh iya, yang botol kecil ada di mobil, nggak ikut difoto. Lengkap sudah Pocari Sweat-ku! :)

Ternyataaa… setelah aku baca-baca, yang sachet itu kadar Karbohidrat Total dan Natriumnya lebih tinggi daripada yang di botol kemasan. Versi sachet juga tidak mencantumkan kadar gula, jadi lebih bagus buat penyembuhan. Well, memang rasanya pun jadi nggak semanis yang di botol. Tapi aku tetep semangat minum 3 kali sehari setelah makan seperti kata dokter. Demi, demi mengembalikan cairan tubuhku yang terkuras seminggu kemarin, demi nggak diinfus!! ^o^

Sama aja koq penampakannya, hanya rasa agak beda dikit. Tapi tetep enak!
Ow Pocari Sweat, romantis banget sih kamu, sejak awal aku sakit sampai masa penyembuhan selalu ada menemani… Mulai dari produknya, videonya, ngubek-ubek Twitter, Facebook dan websitenya. Mmmuah… Pocari Sweat, I know you’ll help my recovery. Go Ion! Fulfill my body needs! :)